Sabtu, 23 Mei 2009

Mozilla Menatap Masa Depan tanpa Google


DI KANTOR pusatnya di Mountain View, California, jajaran eksekutif Mozilla dapat melihat kantor pusat Google dari berbagai arah. Bangunan Googleplex, sebutan bagi markas perusahaan raksasa mesin pencari itu, memang mendominasi pemandangan di kawasan tersebut.

"Secara fisik kami dikelilingi oleh Google," kata Mitchell Baker, kepala Mozilla Foundation yang melepas jabatan CEO Mozilla tahun lalu, dikutip dari Business Week.

Lebih dari itu, bahkan, nama Google juga terlihat jelas dalam seluruh neraca keuangan Mozilla, produsen mesin penjelajah web Firefox dan sejumlah peranti lunak lainnya. Maklum saja, kedua perusahaan ini memang bersepakat untuk menempatkan mesin pencari Google pada posisi default di toolbar Firefox. Google pun selama ini benar-benar menikmati posisi itu.

Hingga kini memang perjanjian itu masih memberikan keuntungan bagi kedua pihak. Google menyumbangkan lebih dari 88 persen pendapatan Mozilla, yang mencapai USD75 juta pada 2007. Semakin Mozilla berhasil merebut pengguna dari Internet Explorer, semakin besar pula peluang Google untuk merengkuh pasar mesin pencari.

Seperti jamak diketahui, Firefox merupakan web browser yang paling banyak digunakan setelah Internet Explorer besutan Microsoft. Berdasarkan data yang dimiliki Net Applications, saat ini Firefox menguasai 22 persen pasar browser, masih jauh di bawah Internet Explorer yang menguasai 67 persen.

Namun, sejauh mana hubungan baik Google dan Mozilla akan bertahan mulai dipertanyakan semenjak September 2008 lalu, ketika Google memperkenalkan web browser garapannya sendiri, Chrome.

Para eksekutif di Mozilla pun terpaksa memutar otak memikirkan cara mendapatkan pemasukan selain bergantung pada Google. Apalagi, kontrak dengan Google akan segera berakhir pada 2011, dan besar kemungkinan Google tidak akan memperpanjangnya.

"Mereka dapat memutuskan kontrak atau mereka dapat memutuskan untuk tidak memperbaruinya," kata Baker.

Posisinya kini semakin jelas, Firefox membutuhkan Google, lebih dari Google membutuhkan Firefox. "Dan itu akan semakin menjadi kenangan saja saat Chrome semakin banyak mendapatkan pengguna," kata Ray Valdes, direktur penelitian pada Gartner (IT).

Ada beberapa alternatif pilihan selain Google. Mozilla kini juga menimbang-nimbang kemungkinan untuk menggandeng mesin pencari lain seperti Yahoo! dan MSN milik Microsoft. Keduanya adalah rival Google. "Ada kemungkinan mesin pencari lain yang dapat memberikan kami uang," kata Baker.

Perempuan bernama lengkap Winifred Mitchell Baker ini juga mengaku saat ini sudah ada perusahaan yang menawarkan diri menjadi pengganti Google. Namun, dia memastikan itu bukanlah Microsoft.

Yang jelas perginya Google akan membawa risiko bagi Mozilla. John Battelee, seorang pengamat dunia internet mengatakan, bermitra dengan mesin pencari hanyalah salah satu cara bagi Mozilla untuk memperoleh pendapatan. Ada banyak cara mendapatkan uang, yang selama ini tidak pernah dipikirkan. "Tidak sulit untuk mendapatkan uang dari bisnis browser," kata dia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar