Kamis, 12 Maret 2009

OPTIMIS LAGI


Masih soal optimis nih…

Saya ingat ketika PSSI mengajukan diri untuk jadi tuan rumah Piala Dunia (World Cup) 2018, banyak yang mencemooh. Bagaimana tidak dengan fasilitas yang tersedia sekarang, kayaknya hampir mustahil bagi Indonesia ikut sebagai penyelenggara event prestisius 4 tahunan itu. Bakal banyak sekali yang harus dibenahi dan membutuhkan dana yang luar biasa banyak. Stadion utama Bung Karno aja belum bisa dibanggakan penampakannya. Masih jauh kalah dibandingkan stadion-stadion luar negeri. Belum lagi kalau kita bicara prestasi. Sepakbola kita masih jauh untuk bisa disejajarkan dengan negara lain. Bahkan untuk level Asia Tenggara saja, kita sudah lama tidak memegang trophy kemenangan. Masih kalah dari Singapura, Thailand, dan bahkan Vietnam. Makanya saya dulu termasuk orang yang sangat skeptis dengan rencana PSSI itu. Jangan-jangan ini hanya sebagai cara untuk cari sensasi baru setelah sensasi lama yang mempertahankan seorang napi sebagai ketua umum sudah dianggap basi.
Tapi, jika alur berpikirnya diputar, dengan mengedepankan positive thinking, ide gila PSSi ini tidak perlu dicemooh dan dianggap mengada-ngada. Kenapa? Sebenarnya ini adalah penyakit. penyakit yang menyerang hampir semua orang Indonesia.
Kita selama ini selalu dan sudah menjadi tabiat kita untuk selalu merasa inferior dibandingkan bangsa lain. Kita memiliki kecendrungan bahwa semua yang hebat dan luar biasa bukanlah domain bangsa ini. They belong to others. Ketika sebuah prestasi dihasilkan oleh bangsa lain, saya dan anda asyik mengaguminya sambil membatin “Wajar, dia orang eropa. Gak heran bisa berbuat seperti itu”. “Orang Indonesia gak akan sanggup”. Jarang sekali kita berpikiran bahwa kita juga bisa berprestasi seperti mereka. Kita sudah terlebih dahulu merasa inferior dan rendah diri. Sehingga gembar-gembor PSSI yang ikut pencalonan host World Cup 2018 dianggap suatu hal yang tidak realistis. Karena kita terbiasa pesimistis! Tidak berani bermimpi. Jangan tanya saya kenapa?? Akui saja:)
Jadi apa yang telah dilakukan PSSI bagi saya adalah sebuah tindakan yang patut kita acungi jempol. Kelemahan dan kekurangan yang kita miliki bukan berarti membuat kita haram untuk bermimpi dan bercita-cita tinggi. Yang perlu dilakukan adalah menganalisa kelemahan dan mencarikan jalan keluarnya. Pesimisme yang telah menghinggapi kita sejak kita lahir dan menghantui setiap langkah bangsa ini harus diberikan obat yang mujarab, yaitu OPTIMISME. Kita harus bisa membuang semua belenggu kasat mata yang memenjarakan kemampuan dan kedahsyatan bangsa ini dengan membangkitkan rasa OPTIMIS.
Ayo Optimis!!
Harus Bisa!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar